Rabu, 25 April 2018

[AUTHOR] Ernest Cline the Oasis

Menyambut bulan Virtual Reality, Penfi memperkenalkan Ernest Cline, pencipta Oasis yang sesungguhnya!





Ernest Cline lahir di kota kecil bernama Ashland, Ohio, pada tahun 1972. Saking kecilnya kota tersebut, di sana tidak ada bioskop atau tempat main ding-dong (sebutan jadul untuk game arcade). Ernest merasa terpencil. Satu-satunya hiburan yang bisa dia dapat hanya dari radio dan televisi. Hingga ketika umurnya 5 tahun, Ernest menonton Star Wars dan hal tersebut mengubahnya. Dia belajar cara-cara membuat film hingga ke penulisan naskahnya. Hal lain yang juga mengubah cara pandang hidupnya adalah game Space Invaders yang dimilikinya pada umur 6 tahun. Mulai saat itu Ernest mulai gemar mengoleksi hal-hal yang berhubungan dengan fiksi ilmiah. Seperti yang dikatakannya dalam wawancara oleh Lauren Passell untuk Barnes&Noble, Ernest membuat benteng dari bantal-bantal dan bermain perang-perangan di luar angkasa seperti Luke Skywalker. Tidak jauh berbeda dari kita-kita  ya :3 



Pertama kali Ernest mendapat ide menulis Ready Player One adalah ketika dia ingin menulis sesuatu yang menyerupai Willy Wonka di Charlie & The Chocolate's Factory karya Roald Dahl. Ide tersebut mengenai seseorang diberi tantangan berupa kuis dan harus menyelesaikannya agar mendapat hadiah berupa pabrik coklat itu sendiri. Setelah beberapa lama mengumpulkan bahan kuiz, Ernest baru memutuskan alangkah lebih baik juga kuiz itu bertema. Maka dia membuat kuiz berdasarkan pop culture dari tahun 80an yang merupakan obsesi dari si pembuat kuiz (karakter dalam novelnya). Ernest menghabiskan tahun-tahun berikutnya untuk mengumpulkan bahan bagi novel epiknya Ready Player One. Banyak karya yang mempengaruhinya dalam tahap penulisan, termasuk buku Neuromancer karya William Gibson yang mengambil tema dunia maya bahkan sebelum personal komputer canggih seperti sekarang (beliau bahkan menciptakan kata yang umum kita pakai sekarang yaitu 'cyberspace') dan Snow Crash karya Neal Stephenson yang mengambil tema virtual reality bahkan sebelum ada internet (di buku namanya metaverse yang juga jadi istilah umum zaman sekarang). Selain itu beliau juga menyukai novel Ender's Game karya Orson Scott Card dan Galapagos karya Kurt Vonnegut. 



Sebelum buku Ready Player One melejit sukses, Ernest menelurkan beberapa karya puisi yang memenangkan kompetisi dan meraih penghargaan. Salah satu puisinya, "Dance Monkeys Dance", dikerjakan ulang oleh Ernest dalam bentuk strip film dan video tersebut viral di internet. Beberapa kali Ernest juga menulis naskah film berupa fanfiksi dari film-film yang disukainya dan bebas ditonton siapa saja di internet. Terakhir Ernest juga menulis naskah film untuk adaptasi Ready Player One yang disutradarai Steven Spielberg. 


Book Cover Illustration by Sam Spratt

Bukunya yang lain, Armada juga mendapat sambutan baik dan akan diadaptasi ke layar lebar (Universal Studio) dengan dirinya sendiri menjadi salah satu penulis naskahnya. Tema yang diusung dalam novel Armada masih seputar genre fiksi ilmiah dan plotnya sedikit mirip dengan Ender's Game. Seorang remaja yang sehari-harinya bermain game perang-perangan luar angkasa bernama Armada tiba-tiba saja melihat pesawat UFO yang sama memasuki atmosfer bumi. Kemampuan para gamer pun sekarang menjadi amat sangat penting untuk melawan pasukan alien yang menginvasi bumi.

Sehubungan dengan terbitnya RPO pada tahun 2011, Ernest memberikan petunjuk serupa Easter Egg (benda yang penting dalam buku RPO) untuk para pembaca agar mencari dan menyelesaikan teka-teki yang diberikan. Kuiz ini tentu saja sudah selesai dan pemenangnya bisa menggondol pulang mobil DeLorean (yang ada di gambar atas). Ernest sendiri memiliki mobil tersebut yang kemudian dipinjamkan pada temannya, George R. R. Martin (haha!). 

Poster film RPO memberi hormat pada pendahulu mereka :D - lihat di sini untuk poster-poster film lainnya

Kabarnya saat ini Ernest sedang menggarap sekuel Ready Player One dengan judul yang masih dirahasiakan, tapi Penfi ketemu judul yang dimaksud! Ready Player Nine! (hihi)




  Kami tunggu karya selanjutnya om Cline!




Credit diberikan kepada:
- Barnes & noble: 17 Things We Learned at the Ernest Cline Barnes and Noble Author Event.
- Wawancara Rebecca Serle untuk Huffington Post.
- Wawancara Jacob Brogan untuk Slate.
- Wawancara Christian Long untuk Hollywood Reporter.
- Wikipedia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar