Rabu, 30 November 2016

Ulasan Buku : Penjelajah Antariksa #6 : Kunin Bergolak (Lagi)

Judul asli : Penjelajah Antariksa 6 : Kunin Bergolak (Lagi)
Pengarang : Djokolelono
Penerbit :Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun terbit : Juni 2016
Jumlah halaman :192
Ribuan tahun dari sekarang, Terra atau Bumi yang manusia tempati, tiada akibat perang. Penduduk Terra berpencar mencari planet yang bisa mereka tinggali.
Membawa angin segar bagi dunia penulisan lokal, Djokolelono menyuguhkan seri fiksi ilmiah dengan mengusung judul Penjelajah Antariksa. Selama akhir tahun 2015 hingga pertengahan 2016 ini, penerbit KPG telah menerbitkan keenam bukunya (dari ketujuh buku yang direncanakan). Faktanya, tiga seri awal Penjelajah Antariksa : Bencana Di Planet Poa, Sekoci Penyelamat Antariksa, dan Kunin Bergolak, sebelumnya telah diterbitkan tahun 1985-1988. Wow, sudah begitu lama ternyata ya. Dan setelah lama vakum, seri ini diangkat kembali dan dilanjutkan penerbitannya.
Sebuah planet bernama Kunin II telah menjadi pangkalan pemberontakan terhadap Starx, suatu persatuan multigalaksi. Penggalangan makar di Kunin II yang awalnya merupakan planet penjara tanpa teknologi, dipimpin oleh Jenderal Roon yang memanfaatkan Veta dan Stri, kakak adik yang selamat dari bencana di planet Poa untuk membantu misinya. Sementara itu saudara Veta dan Stri, Vied dan Raz masih terombang-ambing di planet lain dengan masalah yang berbeda. Akankah keempat bersaudara ini berkumpul kembali ? Bagaimanakah nasib Starx ke depannya ? 
Seri Penjelajah Antariksa ini adalah suatu seri amat layak baca yang membuat kita berpikir demikian jauh dengan fantasi tingkat tinggi. Rasa fiksi ilmiahnya sedikit banyak mengingatkan kita pada saga legendaris Star Wars, namun dengan konflik yang berbeda. Djokolelono cukup berhasil mengungkapkan keseruan konflik, perang di luar angkasa, kecanggihan teknologi, dan ungkapan-ungkapan tidak biasa yang membuat kita tersenyum hingga tertawa. Kehadiran seri ini diharapkan mampu mendobrak dunia penulisan fiksi ilmiah lokal di tengah serbuan karya-karya terjemahan.
Tidak lupa kami apresiasi tampilan sampul seri ini yang sangat eye catching dan membuatnya semakin cantik untuk dikoleksi. Semoga buku ketujuhnya segera diterbitkan.
 
Penjelajah Antariksa #1 : Bencana Di Planet Poa
Penjelajah Antariksa #2 : Sekoci Penyelamat Antariksa

Penjelajah Antariksa #3 : Kunin Bergolak

Penjelajah Antariksa #4 : Kudeta Putri Gradi

Penjelajah Antariksa #6 : Kapten Raz

Oleh : Greeny Onie
 

Ulasan Buku : The Rose And The Dagger

Judul asli : The Rose And The Dagger (The Wrath And The Dawn#2)
Judul terjemahan : -
Pengarang : Renee Ahdieh
Penerjemah : Mustika
Penerbit : POP (imprint KPG)
Tahun terbit : September 2016
Jumlah halaman : 486
"..karena tidak ada apa pun, tidak matahari, tidak hujan, bahkan tidak pula bintang paling terang di langit gelap, yang mampu menandingi keistimewaan dirimu.."
THE ROSE AND THE DAGGER menceritakan lanjutan kisah Shazi dari buku sebelumnya, THE WRATH AND THE DAWN. Merupakan retelling kisah 1001 Malam yang legendaris, bercerita tentang Raja yang membunuh setiap perempuan yang dinikahinya, hidup satu malam, tewas di saat fajar. Kemudian, seorang gadis muncul, secara sukarela menyerahkan diri untuk dinikahi Sang Raja, Khalid Ibnu Al-Rashid seorang Khalif Khorasan, si gadis - Shahrzad al-Khayzuran (Shazi) justru malah jatuh cinta pada sang Raja. Dan ternyata, malam demi malam, kebenaran pun berhasil dikuak oleh Shazi. Alasan sesungguhnya kenapa Khalid begitu kejam, kutukan tak terperi dari masa lalunya yang membuat seluruh Kerajaan dan rakyat berada dalam bencana. Sihir berperan penting dalam cerita ini.
Shazi terbagi, dendam kematian orang yang dikasihi, cinta lamanya kepada Tariq Al-Ziyad (teman masa kecil), ayahnya, Irsa adiknya, dan segala konflik politik, kekuasaan, dan kepentingan mengantar Shazi pada jurang sempit yang sulit untuk dipilih. Ketika dia terpaksa meninggalkan Khalid, Shazi berdiri dengan sok kuat untuk memenuhi impiannya yang nyaris mustahil, kedamaian tanpa kutukan serta kembali bersama dengan satu-satunya Raja yang diinginkannya.
Cara bertutur di seri ini begitu apik. Bahasanya mampu mengaduk perasaan, kekuatan karakter masing-masing tokohnya, baik dengan kata-kata maupun deskripsi fisik dan emosi yang digambarkan begitu menjanjikan. Sehingga tentu saja seri ini layak dikoleksi, bagi anda penyuka genre romansa dengan tambahan fantasi yang tidak terlalu rumit namun sarat makna.
"..karena inilah kekuatan sejati, kekuatan untuk berbicara tanpa kata, kekuatan untuk mencintai.."

Oleh : Greeny Onie 
 

Ulasan Buku : Unwind Dystology #1 : Unwind (Pemisahan Raga)

Judul asli : Unwind
Judul terjemahan : Pemisahan Raga
Pengarang : Neal Shusterman
Penerjemah : Mery Riansyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Tahun terbit : Agustus 2013
Cetak ulang dengan cover baru : Mei 2016
Jumlah halaman : 456
Apa itu pemisahan raga? Singkatnya, mereka adalah orang atau oknum yang menjual organ-organ dalam tubuh mereka kepada para pembeli yang membutuhkan hidup.See? Itu sangat umum, bahkan di Indonesia praktek semacam itu banyak diberitakan. Jadi itu kisah nyata.

Nah! Dari ide cerita atau ide penulisan atau apapun itu namanya, penulis membuat sendiri kisah tentang suatu kondisi dunia ketika pemisahan raga itu dilegalkan dan diatur. Tapi para korban adalah para anak-anak di bawah 18 tahun. Ketika ada peraturan, pasti ada pelanggaran. Itulah yang dilakukan Connor, Risa, dan Lev. Mereka berpikir bahwa bertahan hidup itu perlu dan mati memang tidak dengan seperti itu.

Gaya penulisan Neal Shusterman begitu menarik dimana ketiga narasi dari tiga bocah itu dipertemukan dalam satu waktu. Padahal sebelumnya masing-masing dari mereka memiliki narasi yang berbeda. Dan itu mengagumkan! Tiga narasi digabungkan dalam satu waktu. Dan nantinya dijamin pembaca akan paham maksud dari jalan cerita novel ini yang cukup berliku. Secara keseluruhan, novel ini: juara! Kalian harus membacanya! Walaupun bukan merujuk ke novel fantasi biasa, namun gaya ceritanya hampir sama: rencana, petualangan, hal yang baru, dan akhir yang mendebarkan.
Pemisahan Raga merupakan buku pertama dari keempat buku dalam Unwind Dystologi. Saat ini buku keduanya berjudul UNWHOLLY juga telah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama bulan Mei 2016. Tentunya kisah Connor, Risa, dan Lev ini begitu menarik dan sayang untuk dilewatkan. Dan kita pastinya berharap semoga lanjutannya segera beredar di pasaran. Buku pertamanya ini ternyata juga sedang dalam proses penggarapan untuk diangkat ke layar lebar. Wow, tak sabar menantikan yaa..^^

“Seseorang tak punya jiwa sampai dia dicintai. Jika seorang ibu mencintai bayinya, menginginkan bayinya, bayi itu mendapat jiwa sejak ibu mengetahui kehadirannya. Saat kau dicintai, itu saat kau mendapat jiwa.”


Oleh : Abduraafi Andrian

Ulasan Buku : A Monster Calls (Panggilan Sang Monster)

Judul asli : A Monster Calls
Judul terjemahan : Panggilan Sang Monster
Pengarang : Patrick Ness
Ilustrator : Jim Kay
Penerjemah : Nadya Andwiani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Tahun terbit : Februari 2016
Jumlah halaman : 216

Suatu malam, Conor O'Malley terbangun karena mendengar seseorang—atau sesuatu—memanggilnya. Bukan ibunya yang tidur di kamar sebelahnya, bukan juga ayahnya yang tidak lagi tinggal seatap dengannya. Lalu siapa? Dia yakin mendengar namanya dipanggil. Tak dinyana, pohon di bukit belakang rumahnya bergerak dan berubah menjadi monster.

Awalnya Conor tidak yakin apa yang terjadi malam itu nyata atau mimpi. Hingga monster berukuran raksasa itu datang setiap jam 12.07 ke belakang rumahnya. Monster itu berkata Conor yang memanggilnya. Conor yang menginginkan monster itu datang untuk membantunya. Tentu saja hal itu membuat Conor bingung, dia sama sekali tidak meminta sesosok monster mendatanginya. Conor bahkan tidak percaya dengan monster.

Monster itu lalu menuturkan beberapa dongeng pada Conor. Tentu saja dongeng yang membuat Conor bingung namun membuatnya berpikir dan merenung. Dongeng seorang pangeran yang membunuh gadis pujaannya. Dongeng seorang tabib dan pendeta yang silang pendapat. Dan dongeng tentang kisah Conor sendiri.

Intinya adalah setiap orang yang berpura-pura akan mendapatkan apa yang tidak diinginkan. Tolong bedakan dengan "tidak akan mendapatkan apa yang diinginkan". Karena orang yang berpura-pura pasti memiliki maksud kenapa dia melakukan hal itu, tapi mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai.

Kisah hidup Conor begitu menyedihkan. Setiap sekolah, dia selalu dijaili. Ibunya memiliki penyakit yang membuat kehilangan seluruh rambutnya. Dan lagi, kedatangan monster yang sepertinya malah membuat hidup Conor semakin menyedihkan. Namun dituturkan dengan indah sekali.

Oh ya, pada sampul buku tercetak "inspired by an idea from Siobhan Dowd". Setelah melihat catatan penulis pada halaman awal, ternyata ide cerita ini tidak orisinil miliknya. Patrick hanya mengembangkan cerita yang karakter, premis, dan awalannya sudah dibuat Siobhan. Buku ini layak dibaca oleh pembaca remaja maupun dewasa, karena nilai-nilai di dalamnya begitu menyentuh dan mampu membuat kita terharu sekaligus merenungi aspek kehilangan dan penerimaan dalam hidup.

"..Jika kau mengutarakan kebenaran, kau akan sanggup menghadapi apapun yang terjadi.."


Ditulis oleh : Abduraafi Andrian