Rabu, 27 Oktober 2021

[Bibliostation] Perahu Pustaka Pattingalloang

 


Setelah menilik Author of the Month dan Booklicious, Penefiers pasti sudah tahu tentang tema bulan ini. Yup, jelajah kali ini kita menuju Oseania, wilayah yang penuh pulau-pulau kecil dan berada di Samudra Pasifik. Hal ini mirip Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Namun, jarak antarpulau yang jauh dan lautan yang luas malah bisa menjadi faktor penghambat pembangunan yang tidak merata. Salah satu bagian yang terhambat adalah kemudahan mengakses buku bagi saudara-saudara yang jauh dari pusat kota. Atas keprihatinan itu, beberapa orang berinisiatif membawakan buku bacaan dengan perahu. Maka, muncullah Perahu Pustaka, sebuah perpustakaan terapung yang mengarungi lautan. 


SEKILAS:

Berdasarkan pelaporan BBC, di Sulawesi Barat, banyak lebih dari 10% penduduk dewasa tidak bisa membaca dan buku-buku yang tersedia bagi mereka kebanyakan kitab suci. Hal ini tentu sangat memprihatinkan.

Pada Maret 2015, Nirwan Ahmad Arsuka, seorang budayawan pun mencetuskan ide Perahu Pustaka bersama tiga temannya yang dipercaya mampu menggerakkan misi panjang ini. Mereka adalah Muhammad Ridwan Alimuddin, peneliti kelautan dan mantan wartawan lokal; Kamaruddin Azis (Daeng Nuntung), mantan Ketua Ikatan Sarjana Kelautan Universitas Hasanuddin; dan Anwar Jimpe Rahman, pegiat Kampung Buku Makassar. Perahu Pustaka mereka ini dinamakan Perahu Pustaka Pattingalloang yang berasal dari nama tokoh intelektual dan seorang perdana menteri dari Kerajaan Gowa Tallo pada abad ke-17.




Sejak Agustus 2015, mereka menggunakan perahu tradisional ba’go untuk mengangkut beragam buku kepada anak-anak di pelosok. Kehadiran Perahu Pustaka ini membawa bacaan yang lebih beragam bagi anak-anak di Sulawesi Barat. Raut penasaran dan bahagia menghiasi wajah anak-anak. Kesempatan menyentuh buku yang lebih beragam telah menjadi pengalaman yang sangat berarti. Kalau ada kesempatan, Penfi pun ingin coba baca di atas perahu ini.

 

Selain Perahu Pustaka, ternyata Muhammad Ridwan Alimuddin sudah membentuk Nusa Pustaka, sebuah perpustakaan tetap di kampungnya, di Pambusuang, Mandar, pesisir pantai Sulawesi Barat. Ridwan bahkan menggagas Becak dan Motor Pustaka di Mandar. Dia punya sepeda motor dan becak sebagai sarana pengiriman buku jalur darat. Dia juga punya ATV (sepeda motor roda empat) untuk menjangkau wilayah terpencil, bahkan beberapa desa harus melewati sungai dengan menaiki rakit bambu.

 

Ridwan juga membawa buku-buku dari perpustakaan tetapnya kepada anak-anak di Sulawesi Selatan, Tengah, dan Barat melalui Perahu Pustaka. Biasanya, ketika mencapai komunitas tertentu, Alimuddin akan menggelar tikar dan buku-bukunya, kemudian warga yang penasaran akan menghentikan aktivitas mereka dan menghampiri.




Bertepatan dengan peringatan Hari Buku Internasional pada 23 April 2016, Perahu Pustaka ini mengarungi tiga perairan, yaitu Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone. Perahu berlabuh selama dua hingga tiga hari dan menggelar buku-buku bacaan di dermaga maupun di tepi pantai. Luar biasa ya, Penefiers….

Kemudian di Agustus 2016, bekat donasi teman Ridwan, Perahu Pustaka II yang dinamai Perahu Membacaku pun dibuat. Berhubung perahu ini lebih kecil, maka perahu ini pun beroperasi untuk jarak dekat di pesisir Teluk Manda.

 


Pada tahun 2017, Perahu Pustaka lain bernama Colliq Pujie pun diluncurkan dalam acara Makassar International Writers Festival 2017 menyusul kakaknya, Perahu Pustaka Pattingalloang yang diluncurkan di Makassar International Writers Festival 2015.

 

Selain Perahu Pustaka di Sulawesi, sebenarnya juga ada perahu pustaka lain, seperti yang dicetuskan oleh ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak di Lampung. Apakah Penefiers tahu tentang Perahu Pustaka lain atau malah pernah mengunjungi salah satunya? Boleh dong tinggalkan di komentar….

Terakhir, Penfi ingin mengucapkan terima kasih atas sumbangsih saudara-saudara yang telah menghiasi hidup anak-anak di daerah terpensil dengan bacaan baru. Perahu-Perahu Pustaka ini telah membawa dunia yang baru bagi anak-anak itu. Bukankah kita sepakat bila buku adalah jendela dunia?

Perjalanan dalam meningkatkan literasi anak bangsa masih panjang. Semoga para inisiator mendapat lebih banyak bantuan dari berbagai pihak dalam menjalankan Perahu Pustaka. Bila Penefiers kebetulan mengunjugi daerah-daerah di atas dan bertemu Perahu Pustaka, jangan lupa singgah sebentar ya….


LOKASI DAN JAM OPERASIONAL:

Beragam

 

BIAYA:

Gratis

 

 

SUMBER DATA:

1.      http://ridwanmandar.blogspot.com/2015/08/mengenal-perahu-pustaka-pattingalloang.html

2.      https://www.bbc.com/indonesia/vert-tra-37847425

3.      https://regional.kompas.com/read/2017/05/02/21202801/kisah.perahu.pustaka.jelajahi.pesisir.sulawesi.agar.anak-anak.bisa.membaca?page=all

4.      https://ilovelife.co.id/blog/muhammad-ridwan-alimuddin-nakhoda-perahu-pustaka/

5.      https://news.detik.com/berita/d-3707623/perahu-pustaka-menebar-virus-baca-di-selat-sunda

6.      https://www.dewimagazine.com/news-art/perahu-pustaka-pattingalloang-perpustakaan-terapung-di-sulawesi-barat-dari-ridwan-alimuddin

7.      https://www.hipwee.com/feature/secercah-harapan-bagi-budaya-literasi-yang-makin-terkikis-di-indonesia-inilah-kisah-perahu-pustaka/

8.      https://destinasian.co.id/ekspedisi-perpustakaan-terapung/


[Booklicious] Berlabuh ke Samudra Pasifik

 


Apa kabar, Penefiers! Kali ini kita berlabuh di benua yang berada di Samudera Pasifik dan di sana penuh kumpulan pulau-pulau kecil yang masing-masing punya pemandangan mengagumkan. Terdengar seperti Indonesia, bukan? Namun, tempat yang kita datangi ini bukan Indonesia, melainkan Oseania, yang terdiri dari Australasia, Polynesia, Micronesia, dan Melanesia. Selama ini kita memang terpapar buku-buku Amerika dan Eropa, tapi tahukah kamu kalau di Oseania juga ada novel fantasi yang tidak kalah seru bahkan Penefiers juga mungkin pernah membaca atau mendengar judulnya. Kali ini Penfi akan merekomendasikan novel fantasi dari perwakilan Australasia.

SERI NEVERMOOR

oleh Jessica Townsend

 

Penefiers yang sudah baca Author of the Month Oktober pasti tahu seri ini. Nevermoor adalah buku debut Jessica Townsend yang mendapat sambutan sangat baik di berbagai negara termasuk Indonesia. Penefiers sudah bisa mendapatkan edisi Indonesia yang diterbitkan Noura Book, lho! Saat ini sudah ada tiga buku, tapi seri ni akan berlanjut hingga buku keenam, bahkan Jessica Townsend berniat menulisnya hingga sembilan buku. Tentang apakah seri ini?





 

Di buku pertama, Morrigan Crow tahu dia akan mati saat berusia 12 tahun, tepat hari Eventide. Dia dituduh sebagai penyebab berbagai kesialan di kotanya, kematian, cuaca buruk, sampai makanan basi. Namun, ternyata Eventide datang lebih cepat, dan yang datang menjemputnya bukan Maut, melainkan Jupiter North. Morrigan dibawa lari ke kota rahasia, Nevermoor, tapi dia belum aman. Untuk tetap tinggal di sana, dia harus menjadi anggota Wundrous Society, yang hanya menerima sembilan dari ratusan anak berbakat. Bagaimana cara Morrigan bersaing dan bertahan hidup? Bagaimana cara dia melepas kutukan Eventide?

 

 

SERI DELTORA QUEST

oleh Emily Rodda

 


Seri asli Deltora Quest ini terdiri dari delapan buku dan kemudian dikembangkan beberapa seri lanjutan atau spin-off. Penulisnya adalah kebangsaan Australia bernama Jennifer Rowe yang memakai nama pena Emily Rodda.

Deltora Quest sendiri mengenai perjalanan Lief, yang pada ulang tahun keenam belas harus bisa mencari Belt of Deltora. Belt of Deltora ini terdiri dari tujuh permata yang masing-masing memiliki kekuatan spesial dan disembunyikan di tempat berbahaya di Deltora. Lief juga dibantu oleh beberapa teman seperti, Barda dan Jasmine dalam menjalankan misi tersebut.

Penefiers tahukah kalau seri ini pernah diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 2002 silam? Ada 8 buku yang sudah diterbitkan saat itu. Wah, ternyata sudah lama ya….

 

 

SERI THE LOCKED TOMB

oleh Tamsyn Muir

 




 

Adakah ada Penefiers yang tahu tentang seri ini?

Seri dewasa muda ini ditulis oleh Tamsyn Muir, penulis asal Selandia Baru. Seri ini merupakan gabungan fantasi, fiksi ilmiah, dan gothic yang telah masuk ke berbagai nominasi penghargaan buku seperti Nebula Award, World Fantasy Award, dan Hugo Award.

The Locked Tomb berlatar di sebuah kerajaan luar angkasa yang terdiri dari sembilan planet. Masing-masing planet mempraktikkan sihir yang berbeda.

Saat ini The Locked Tomb sudah terbit dua buku dan masih ada dua buku lagi yang menyusul diterbitkan. Sayangnya di Indonesia belum ada penerbit yang berani mengambil buku ini, lho! Menurut Penfi, kemungkinan diterjemahkan juga sangat rendah sih…. Jadi, Penefiers yang tertarik bisa cari versi Ingrris-nya dulu deh….


Kira-kira, masih novel fantasi asal Australia dan New Zealand lain yang pernah dibaca Penefiers-kah? Jangan lupa tinggalkan komentar jika kamu ada rekomendasi kepada teman-teman lain. Sampai ketemu lagi di Booklicious bulan depan!


[AotM] Penulis Fantasi dari Australia: Jessica Townsend

Halo, Penefiers! Apakah di antara kalian sudah ada yang baca seri Nevermoor karya Jessica Townsend? Ternyata Jessica Townsend adalah penulis asal Australia, lho. Bulan ini pun kita akan jelajah benua Australia dan Selandia Baru. Jadi bagaimana kalau kita menilik sekilas profil penulis yang sedang populer ini? 



TENTANG PENULIS:

Jessica Townsend dikenal melalui Nevermoor: The Trials of Morrigan Crow pada 2017. Karya debut penulis kelahiran 18 April 1985 di Queensland ini menjadi buku laris di beberapa wilayah, bahkan di Indonesia pun, tiga buku seri Nevermoor sudah diterjemahkan, lho! Penefiers yang ingin tahu lebih banyak tentang seri ini bisa kunjungi Booklicious Oktober ya….


Jessica Townsend sudah mulai menulis cerita sejak usianya masih 7 tahun. Cerita itu bahkan berkesempatan dipublikasikan di nawala perpustakaan lokal. Cerita Nervermoor sudah mulai ditulis setelah dia tamat SMA. Sebelum Nevermoor benar-benar selesai ditulis, dia melanglang di berbagai bidang. Sejak usia 22 tahun, dia berpindah-pindah antara Queensland dan London selama 10 tahun. Berkat kesuksesan Nevermoor, dia akhirnya bisa menjadi penulis purnawaktu.



Pada tahun 2016, dia menandatangani kontrak tiga buku Nevermoor dengan salah satu penerbit. Kontrak tersebut diperpanjang dengan tambahan tiga buku Nevermoor. Wow!

Penfi tidak perlu takut deh kalau Nevermoor akan tamat dalam trilogi. Setidaknya sudah ada enam buku Nevermoor yang akan menyapa kalian. Mari berharap saja semuanya akan diterbitkan di Indonesia. Omong-omong, Jessica Townsend bahkan berniat menulis hingga sembian buku.

Seri debutnya benar-benar sukses. Seri ini sudah diterjemahkan di berbagai negara dan hak adaptasi film juga sudah dibeli oleh Fox, lho!

Bagaimana? Penefiers masa masih belum tertarik untuk baca buku Jessica Townsend?


BUAH PENA:

 

Seri Nevermoor:

·        Nevermoor: The Trials of Morrigan Crow (2017) – Noura Books (2017)

·        Wundersmith The Calling of Morrigan Crow (2018) – Noura Books (2018)

·        Hollowpox: The Hunt for Morrigan Crow (2020) – Noura Books (2020)

·        Silverborn: The Mystery of Morrigan Crow (2022)

·        Nevermoor #5 (???)

·        Nevermoor #6 (???)

 

Kumpulan Cerita Pendek:

·        Shark Puncher (2020)

PENGHARGAAN:

·        Aurealis Award for Best Children’s Fiction (2018) – Nevermoor

·        Waterstones Children’s Book Prize for Younger Fiction (2018) – Nevermoor

·        ABIA Book of the Year (2018) – Nevermoor

·        Indie Book Awards for Book of the Year (2018) – Nevermoor

·        Matt Richell Award for New Writer of the Year (2018)

DAPAT DITEMUI DI:

Twitter           : @digressica

Instagram       : @digressica


SUMBER DATA:

1.    https://en.wikipedia.org/wiki/Jessica_Townsend

2.    https://www.hachette.com.au/jessica-townsend/

3.    https://nevermoor.fandom.com/wiki/Jessica_Townsend


Kamis, 30 September 2021

[Bibliostation] Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca di Makassar

Halo, Penefiers! Apakah Penefiers sudah mengunjungi lokasi yang direkomendasikan Penfi selama ini? Tampaknya sudah banyak tempat-tempat menarik di Tanah Air yang kita kunjungi, tapi masih ada kok tempat yang belum kita eksplorasi. Kali ini kita akan mengunjungi Katakerja. Wah, apa itu, kok namanya unik?  



SEKILAS:

Bermula dari keprihatinan M. Aan Mansyur atas minat baca yang rendah di Makassar, Sulawesi Selatan, maka didirikanlah perpustakaan ini pada tahun 2014. Yup, bagi Penefiers yang suka dengan sastra Indonesia, kemungkinan besar tahu tentang penyair bernama Aan Mansyur asal Makassar. M. Aan Mansyur bukan hanya seorang penyair dan penulis cerita, dia juga seorang penerjemah, lho! Baru-baru ini dia menerjemahkan buku puisi dari Pablo Neruda asal Chile, Amerika Selatan. 

Katakerja menyediakan buku untuk dibaca dan dipinjam gratis. Perpustakaan ini juga bisa dipakai untuk acara tertentu seperti rapat dan ruang diskusi. Tidak heran, jika Katakerja juga menjadi penghubung antarkomunitas, baik komunitas seni maupun komunitas sosial. Kadang kala, akan ada kelas inspiratif seperti kelas menulis, klub puisi, klub film, hingga kelas pengolahan sampah. Wah, kenapa ya banyak kegiatan berhubungan dengan sosial dan seni?

Bagi tim Katakerja, untuk meningkatkan literasi masyarakat tidak hanya cukup dari persoalan minat baca. Oleh karena itu, mereka juga mengembangkannya ke bidang lain seperti musik, film, maupun kajian kebudayaan. Bagi Penefiers yang ingin mengikuti kelas inspiratif, boleh lho mendaftar dan tidak dikenai biaya. Di kelas ini, kita bukan hanya akan mempelajari hal baru, tapi juga mendapat teman-teman yang menyenangkan, bahkan separuh jiwa. Eh…

 

Selain mengadakan kelas sendiri, Katakerja juga berpartisipasi dalam kegiatan literasi yang lain. Kelompok musik yang dibentuk Katakerja bernama Ruang Baca sering tampil di berbagai acara literasi. Katakerja aktif dalam kampanye untuk meningkatkan kerja-kerja kecil yang dibangun masyarakat. Tidak berlebihan bila ruang kreatif seperti Katakerja sangat penting sebagai panggung berkarya bagi anak muda Indonesia terutama di Makassar.

 

Kalau Penefiers sempat berkunjung ke Katakerja, jangan lupa untuk membeli merchandise mereka sebagai kenangan dan bentuk dukungan bagi Katakerja. Merchandise seperti totebag, notebook, dan tumblr dapat dibeli di toko mereka yang bernama Toko Sebelah. Penefiers yang penasaran bisa langsung mengunjungi Katakerja atau berkenalan melalui aktivitas mereka di media sosial.

 

Semangat terus teman-teman di Katakerja dalam meningkatkan literasi masyarakat!




JAM OPERASIONAL: 

Selasa – Jumat          : 10.00 – 22.00 WIB

Sabtu                       : 10.00 – 18.00 WIB

Minggu – Senin         : Tutup


LOKASI:

BTN Wesabbe C/64

Tamalanrea, Makassar

Sulawesi Selatan 90245

Indonesia


BIAYA:

Gratis

 

JAM OPERASIONAL: 

Facebook        : Ruang Baca Kata Kerja

Instagram       : @katakerja

Twitter           : @katakerja65

 


SUMBER DATA:

1.      https://katakerja.business.site/

2.      https://identitasunhas.com/katakerja-ruang-kreatif-pendukung-literasi/

3.      https://www.sintiaastarina.com/katakerja-makassar/

4.      https://fittfitria.wordpress.com/2017/01/05/berkunjung-ke-kata-kerja/


[Booklicious] Amerika Selatan, Daratan Magical Realism

Halo, Penefiers! Masih ingatkah, kita berkenalan dengan Prisca Primasari di Author of the Month Agustus? Kak Prisca sekarang sedang mendalami genre magical realism. Genre yang unik ini paling awal berasal dari Amerika Selatan, lho! Daratan ini telah melahirkan banyak penulis besar yang menghasilkan karya hebat bukan hanya dalam genre magic realism. Dalam Booklicious kali ini, Penfi mau rekomendasikan buku-buku keren untuk berbagai usia.




ONE HUNDRED YEARS OF SOLITUDE

oleh Gabriel Garcia MĂĄrquez

Ketika membahas karya dari penulis Amerika Selatan (Amerika Latin) atau bergenre magical reaslim, buku ini selalu ada di rekomendasi teratas. Pertama kali terbit pada 1967, buku ini menjadi salah satu karya tersohor Gabriel Garcia MĂĄrquez, seorang penulis asal Kolombia. Buku ini memenangkan berbagai penghargaan dan pujian sebagai sastra dunia yang berpengaruh. Gabriel Garcia MĂĄrquez sendiri penah mendapat hadiah Nobel bidang sastra pada tahun 1982.

One Hundred Years of Solitude menceritakan kisah tujuh generasi keluarga Buendia di sebuah kota bernama Macondo. Memang banyak tokoh dan jalan ceritanya rumit, tapi banyak nilai-nilai atau filosofi kehidupan yang bersemayam dalam karya hebat ini. Wow!


WOVEN IN MOONLIGHT

oleh Isabel Ibañez

 


Woven in Moonlight adalah buku karya Isabel Ibañez yang terinspirasi dari perpolitikan dan budaya Bolivia, Amerika Selatan. Ceritanya tentang Atoc, yang memakai sihir untuk merebut takhta La Ciudad dari keluarga Illustrian dan seorang pengganti Condesa bernama Ximena harus memainkan perannya dengan baik untuk melindungi darah kerajaan sedangkan Condesa yang asli sedang bersembunyi karena pergolakan politik tersebut. Nah, bagaimanakah Ximena mampu bertahan di situasi ganas ini? Apakah takhta yang hilang bisa direbut kembali?  

Buku ini punya buku pendamping berjudul Written in Starlight. Buku ini bercerita tentang Condesa Catalina kehilangan takhta Inkasisa dan dibuang ke Hutan Yanu. Bagaimanakah Catalina bertahan hidup tanpa kerajaan dan kepercayaan rakyatnya?


Kedua buku ini seperti angin segar bagi fantasi remaja muda karena mengangkat budaya Bolivia yang jarang kita tahu. Kira-kira, apakah buku ini akan diterbitkan di Indonesia?

 

 

THE STORY OF A SEAGULL AND THE CAT WHO TAUGHT HER TO FLY

oleh Luis SepĂșlveda


Sesuai judul bukunya, buku ini adalah kisah tentang seekor camar dan kucing yang mengajarinya terbang. Memang terdengar seperti kisah anak-anak, tapi di dalamnya banyak nilai yang dapat dipetik oleh orang dewasa juga. Buku ini adalah tentang persahabatan, kesetiaan untuk menepati janji, dan renungan atas perbuatan manusia terhadap lingkungan.

Zorbas, seekor kucing yang asyik berjemur di balkon rumah, tiba-tiba mendapati seekor camar yang terjatuh akibat sayapnya penuh minyak lengket tumpahan kapal tanker. Sebelum meninggal, camar itu bertelur dan meminta Zorbas berjanji untuk merawat dan mengajari anaknya terbang setelah menetas. Zorbas yang pantang melanggar janji pun memulai petualangan hebat bersama kawan-kawannya dalam misi yang mustahil ini.

Penulis buku ini, Luis SepĂșlveda juga menjadi Author of the Month September, lho! Jadi, jangan kunjungi juga ya...


Nah, apakah Penefiers tertarik pada rekomendasi kali ini? Apakah ada fantasi Amerika Latin yang kalian ketahui? Jangan lupa berbagi di komentar ya! Sampai ketemu lagi di Booklicious bulan depan!


[AotM] Luis SepĂșlveda, Sosok di Balik Kisah Camar dari Chili

 

Apa kabar, Penefiers! Tidak terasa sudah hampir dua tahun sejak pandemi melanda seluruh dunia. Dalam masa yang tidak sulit ini, banyak penulis-penulis hebat yang meninggalkan kita. Salah satunya adalah penulis asal Chili yaitu Luis SepĂșlveda. Karya-karya beliau ada yang sudah tersedia dalam bahasa Indonesia, lho! Salah satunya menjadi rekomendasi di Booklicious September. Yuk, langsung kita simak sekilas profil penulis dari Amerika Selatan ini!


TENTANG PENULIS:

Nama Luis SepĂșlveda menjadi kebanggaan tersendiri bagi Chili. Penulis kelahiran 4 Oktober 1949 ini telah berkeliling Chili dan negara-negara tetangga seperti Peru, Bolivia, Argentina, dan Uruguay sejak usia 14 tahun. Luis dan ayahnya sama-sama adalah militan komunis Chili. Setelah menghabiskan masa sekolah di Santiago, dia melanjutkan pendidikan teater di National University di Chili. Pada tahun 1969, beliau mendapat beasiswa selama lima tahun di Moscow University. Mungkin karena kesukaannya mengunjungi berbagai tempat, Luis SepĂșlveda juga mempelajari berbagai berbahasa, bukan hanya bahasa Spanyol dan Inggris, tapi juga bahasa Perancis dan Italia.

 



Hidup Luis SepĂșlveda tidak mudah ketika berurusan dengan politik. Dia sempat dipenjara selama dua setengah tahun akibat gerakan anti rezim dan aktivis garis kerasnya. Meskipun akhirnya dibebaskan, namun dia tetap menjadi tahanan rumah. Dalam masa-masa itu, dia menekuni hobi membaca dan menulisnya. Jurnalis menjadi karir yang cocok baginya untuk melampiaskan kegemaran menulis. Dari seorang aktivis politik kemudian menjadi pejuang kebebasan dan lingkungan, hidup beliau dipenuhi tantangan, ancaman, dan pelarian.

Semua itu tidak memupuskan semangatnya dalam berkarya. Dia menjadi jurnalis, penulis buku anak, naskah film, dan bahkan sutradara. Buku-bukunya kini dinikmati sebagai sastra dunia. Salah satu penerbit lokal Indonesia, Marjin Kiri telah memperkenalkan dua karya beliau ke dalam bahasa Indonesia, yaitu Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang dan Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta.

 




Namun, sayangnya Luis SepĂșlveda terjangkit Covid-19 setelah pulang dari festival sastra Correntes d’Escritas in Povoa de Varzim di Portugal. Beliau menghembuskan napas terakhir pada 16 April 2020.

Walau demikian, Luis SepĂșlveda telah meninggalkan banyak karya bagus untuk dinikmati orang-orang di dunia. Buku-bukunya selalu menjadi sumber kekuatan bagi pembaca untuk terus melanjutkan hidup seberapa pelik kehidupan itu, serta menjadi lebih baik dan berguna bagi sesama manusia dan lingkungan. Semoga lebih banyak karya-karya beliau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.





BUAH PENA:

 

Novel:

·        Chronicle of Pedro Nobody (1969)

·        Fear, Life, Death, and other Hallucinations (1986)

·        Travel Log (1987)

·        The World at the End of the World (1989)

·        The Old Man Who Read Love Stories (1989) – Marjin Kiri (2017)

·        The Lost Frontier (1994)

·        The Name of a Bullfighter (1994)

·        Patagonia Express (1995)

·        The Diary of a Sentimental Killer (1996)

·        The Story of a Seagull and the Cat Who Taught Her to Fly (1996) – Marjin Kiri (2020)

·        Historia Marginales (2000)

·        Hot Line (2002)

·        The Shadow of What We Were (2009)

·        The Story of a Snail Who Discovered the Importance of Being Slow (2013)

·        The Story of a Dog Taught Loyal to a Child (2014)

·        The Story of a White Whale Told by Herelf (2018)


PENGHARGAAN:

·        Tigre Juan Award (1988) – The Old Man Who Read Love Stories

·        Premio Primavera de Novela (2009) – The Shadow of What We Were


SUMBER DATA:

1.    https://en.wikipedia.org/wiki/Luis_ SepĂșlveda

2. https://marjinkiri.com/novelis-perantauan-wawancara-luis-sepulveda-dengan-bernard-magnier/

https://sastra-indonesia.com/tag/luis-sepulveda/